Malang
Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Malang merupakan kabupaten terluas nomor 2 di Jawa Timur dan kabupaten terluas nomor 3 di Pulau Jawa, dengan luas sekitar 3.530,65 km². Ibukota Kabupaten Malang terletak di Kepanjen dan Pemerintahan nya dipimpin oleh Bupati. Bupati Malang saat ini adalah Drs. H. Rendra Kresna. Kabupaten Malang terdiri dari 33 Kecamatan dan 390 kelurahan yang dihuni sekitar 3,092,714 jiwa. Situs web Kab. Malang
www.malangkab.go.id
Ciri Khas Malang
Malang terkenal dengan hawanya yang dingin di mata masyarakat Indonesia, Suhu di malang bisa berkisar 20-30 derajat Celcius. Etnik masyarakat malang terkenal Religius, Dinamis, Bekerja Keras, Lugas, dan bangga terhadap identitasnya sebagai arek malang (AREMA) serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada kota malang. Orang malang yang asli malang, pasti sudah sangat familiar atau mengenal dengan boso walikan (bahan kebalikan).
Bahasa Walikan Malang berasal dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan, efektifitas komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau lawan. Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan. Contohnya seperti: Ker (Rek), Sam (Mas), Libom (Mobil), Ongis Nade (singo Edan), dan lain-lain. Bumi Arema ini juga menyimpan beragam kekayaan seni dan budaya bangsa yang luar biasa.
Keanekaragaman Budaya Malang
Di Kabupaten Malang terdapat seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang. Berdasarkan beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Topeng Malang adalah sebuah kesenian kuno yang usianya sudah sangat tua. Topeng ini pun sudah diperkenalkan sejak zaman kerajaan Gajayana kala itu. Para pemahat Topeng Malangan sudah turun temurun sampai sekarang. Pada jaman dulu apresiasi pada Topeng Malang ini diwujudkan dengan bentuk pertunjukan saat ada acara tertentu seperti pernikahan, selamatan, dan hiburan pejabat tinggi kala itu.
Topeng Malang sedikit berbeda dengan topeng yang ada di Indonesia, dimana corak khas dari pahatan kayu yang lebih kearah realis serta menggambarkan karakter wajah seseorang. Ada banyak ragam dari jenis Topeng Malang yang dibuat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai karakter yang sifatnya tidak teratur. Perkemgbangan saat ini Topeng Malang sudah dapat dinikmati dalam bentuk drama, ada yang menceritakan tentang sosial dan humoran.
Tari Topeng Malang adalah kesenian tari yang berasal dari Kabupaten Malang. “Tari Topeng Malang” sendiri dapat diartikan sebagai gerakan badan yang berirama dengan diiringi bunyi-bunyian dengan menggunakan penutup muka menyerupai muka orang yang menggambarkan berbagai macam karakter. Tari ini murni berasal dari Malang, Kedungmonggo sebagai sebuah dusun di kaki gunung Kawi merupakan salah satu tempat persebaran seni budaya tari topeng Malang.
Kondisi daerah Malang secara eksternal juga didukung dengan polesan konstruksi budaya Hindu-Jawa di lokasi sekitar dusun Kedungmonggo mengingat akar sejarah kemunculan tari topeng adalah hasil ritual kebudayaan Hindu.Hingga saat ini Tari Topeng Malang masih di tampilkan di acara - acara penting seperti penerimaan tamu, perayaan HUT RI, pesta budaya rakyat dan lain lain. Kita sebagai generasi penerus bangsa wajib melestarikannya agar budaya yang luar biasa ini tidak punah karena perkembangan zaman.
Ludruk Malang terlahir dari perjuangan masyarakat selama masa penjajahan. Oleh karena itu, lakon, cerita, maupun latar belakang tempat dan waktu selalu merujuk pada kehidupan sehari-hari saat masa perjuangan. Kesenian ludruk mulai tumbuh di Malang sejak tahun 1930, saat kelompok ludruk pertama bernama ludruk "Ojo Dumeh" dibentuk oleh Abdul Madjid.Setelah itu ludruk-ludruk lain mulai bermunculan di Kota Malang.
Pada tahun 1984, di Malang terdapat organisasi ludruk Paguyuban Organisasi Ludruk Malang (POLMA). Suyono, salah seorang seniman ludruk Malang, adalah salah satu pengurusnya. Pada masa itu, kesenian ludruk masih berkembang. Di Malang sendiri, terdapat sebuah organisasi ludruk yang disebut dengan PALMA atau Paguyuban Ludruk Arek Malang. Namun, paguyuban ludruk Malang yang ada saat ini seakan mati suri.Hanya tersisa sedikit saja kelompok ludruk yang masih aktif di kota Malang. Hal ini dikarenakan banyaknya pemain ludruk yang beralih profesi, tempat pementasan yang minim, serta kurangnya perhatian dari banyak pihak untuk melestarikan budaya ludruk ini.
Di Kabupaten Malang ini terdapat beberapa paguyuban seni ludruk yang masih bertahan di antaranya yang cukup terkenal yaitu Armada yang berada di Desa Rembun, Kecamatan Dampit. Bahkan ludruk Armada merupakan ludruk percontohan di Kabupaten Malang. Meski banyak tergeser dengan gempuran seni modern, ludruk pimpinan Eros Djarot Mustadjab tetap bertahan untuk menghidupkan kesenian luhur itu. Hampir satu dekade, Armada sempat mengalami masa-masa sulit. Saat ini mulai bangkit kembali. Kesenian ludruk Malangan saat ini masih bisa disaksikan di acara festifal-festifal yang diadakan di malang.
Malang memiliki kesenian yang sangat digemari oleh masyarakat dan masih terus dilakukan hingga saat ini yaitu kesenian bantengan. Seni ini masih banyak dilakukan di kampung-kampung, baik ketika ada acara tertentu maupun hanya sekedar sebagai hiburan. Kesenian bantengan sendiri merupakan sebuah seni pertunjukkan yang menggabungkan tarian, musik, seni bela diri, serta mantra-mantra yang biasanya mengandung magis. Dalam menjadi seekor banteng, seorang pemain sering kali akan mengalami tahap kesurupan arwah leluhur banteng sehingga kadang sering lepas kendali. Namun dalam perkembangannya saat ini, tidak seluruh kelompok bantengan memasukkan nilai mistis ini dan beberapa lebih menonjolkan gerak dan keindahan yang ditampilkannya.
Kesenian ini diyakini telah ada cukup lama di wilayah Malang. Diyakini bahwa kesenian ini terinspirasi dari sebuah relief di candi Jago, Tumpang yang menggambarkan pertunjukkan banteng yang melawan macan. Pada relief yang lain juga terdapat gambar tarian dengan topeng berkepala banteng yang diyakini sebagai awal munculnya kesenian bantengan ini. Pada dasarnya tarian bantengan ini merupakan perkembangan dari gerakan-gerakan pencak silat yang ditarikan sebagai hiburan. Walaupun begitu saat ini kesenian tersebut telah lepas dari cabang pencak silat dan lebih dekat ke bentuk-bentuk tarian seperti reog, jaran kepang, dan barongsai. Dalam setiap permainannya, banteng juga selalu ditemani oleh macanan atau hewan macan. Sebagai sebuah kesenian tradisional yang masih terus berkembang hingga saat ini, bantengan merupakan kekayaan budaya wilayah Malang yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan.
Selain banyaknya budaya yang dimiliki, Malang juga mempunyai makanan khas.
Makanan Khas Malang
Cwie Mie
Cwie Mie merupakan makanan khas Malang yang berbahan dasar mie. Sajian Cwie mie mirip dengan mie ayam, perbedaannya pada sayuran yang digunakan dan tekstur ayamnya. Kalau mie ayam menggunakan sayur sawi dan ayamnya lebih kasar/ tebal. Kalau Cwie Mie menggunakan sayur selada dan daging ayamnya lebih halus. Selain itu, daging ayamnya sedikit asin dan berwarna polos berbeda dngan mie ayam yang berwarna coklat dan rasanya lebih manis. Cwie Mie terasa nikmat dengan kuah yang gurih dan aromanya mantab.
Rawon
Rawon adalah makanan asal Malang yang sudah terkenal di masyarakat Indonesia. Rawon sering disajikan di hotel, restoran dan warung makan. Rawon merupakan makanan yang memiliki ciri khas unik yaitu, daging sapi yang diberi kuah hitam. Kuah hitam tersebut berasal dari bumbu khas yaitu kluwek. Selain penampilannya yang unik rasanya juga sangat nikmat.
Angsle
Angsle merupakan kombinasi makanan dan minuman. Dinginnya Kota Malangdi malam hari paling enak menikmati angsle ini karena bisa untuk menghangatkan badan. Di dalam Angsle kita akan menemukan beberapa bahan seperti irisan roti tawar, kacang ijo, bubur mutiara, ketan, serta tape. Angsle menggunakan kuah dari santan kelapa. Kuliner ini mungkin sering kita jumpai di beberapa daerah di Jawa Timur, namun Angsle dipercaya berasal dari Malang.
Orem orem
Orem orem juga merupakan salah satu kuliner khas Malang dengan bahan seperti ketupat, tempe, telur rebus dan ayam. Ayamnya sendiri telah dimasak bersama dengan kuah bersantan kental. Orem orem disantap bersama dengan ketupat yang diris, tauge rebus dan tempe selanjut disiram dengan kuah kental yang enak rasanya. Ciri khas orem orem adalah rasanya agak pedas.
Sempol
Siapa yang tidak kenal makanan ini. Sempol adalah makanan khas malang, yang asalnya dari daerah Gondanglegi. Walaupun baru namun sudah banyak yang mengenalnya hingga ke berbagai wilayah, saya yakin masyarakat malang pasti tau yang namanya sempol. Sempol terbuat dari daging ayam atau ikan dan terigu yang digoreng. Menikmati sempol dengan saus pedas akan terasa lebih nikmat.
